FORUM LINGKAR PENA MATARAM BERBAGI DALAM TULISAN

Jumat, 20 April 2012

SKETSA KERINDUAN

Cuplikiscuplis Fain


Segenggam awan sutra
Kutiupkan menuju lelap tidurnya…
Berharap menghujaninya dengan do’a-do’a cinta
...
(Md/16.11.11)
Kutitip sketsa rindu pada sayap kupu-kupu
Kan terbang ke dalam mimpinya
Kunikmati senyumnya melalui taburan bintang
Sungguh mahakarya sang maestro bernama Tuhan

Kuberbisik pada katak, jangkrik dan angin malam
Tuk nyanyikan orchestra asmara

(di atas tanah/22.11.11)

Kutitip pesan pada langit
Dengan pendaran kembang api
Agar menyapu pagi dengan belaian embun
Membangunkannya sebelum mentari tersenyum

Udara pagi mengalirlah dalam nafasnya
Katakan pada jantungnya…
Tentang rasa

Air menarilah dalam darahnya
Penuhi pikirannya dengan bayangku

Burung berkicaulah
Yakinkan dirinya…
Hatiku kacau karena rindu

(di bawah langit/25.11.11)

SEBUAH MANTRA SAKTI : MAN JADDA WAJADA !!!

Mumutia Putri
           
               Siapa yang gak  pernah baca novel Negeri 5 Menara?? Yaapp mantra sakti ini diperkenalkan di novel best seller karya A. Fuadi. Novel yang recommended banget buat sobat-sobat yang haus akan semangat menggapai ilmu. A must read novel deh. Waahhh kok jadi resensi begini hehe. Tapi bener lho, patut dibaca bagi sobat-sobat yang belum baca terutama bagi para MABA. Nggak akan kecewa deh! Saya berani jamin dengan jaminan surat rumah sobat-sobat semua (nah lho?)
                Man jadda wajada atau kalo di-translate-kan to Indonesia artinya : Siapa yang Bersungguh-Sungguh akan Berhasil. Dalem gak tuh artinya?? Kalo gak dalem, gali aja lagi hehe. Bila sepintas mungkin biasa-biasa aja ya. Tapi kalau mau dikit aja pedekate ma maknanya, wiiihhh ada suatu kekuatan luar biasa yang tersembunyi disana. Haha lebay sedikit gak papa ya.
                Dan kalau kita kembali ke novel Negeri 5 Menara tadi, mantra sakti inilah yang akhirnya memberikan kekuatan alias motivasi pada tokoh-tokohnya sehingga bisa sukses seperti sekarang. A. Fuadi (penulis Negeri 5 Menara) dulunya hanyalah seorang anak dari pelosok Sumatra Barat yang biasa aja, yang kemudian bermimpi buat ke Amerika. Yang jelas kalau pake hitung-hitungan uang tabungan aja gak cukup deh. Perlu jual tanah dulu plus hutang sama tetangga depan belakang. Namun, hitungan matematis manusia ternyata tak berlaku lho! Dengan MAN JADDA WAJADA yang dibaluti doa tulus pada Allah SWT, akhirnya triiiiinggg… A.Fuadi yang ada di Indonesia, tiba-tiba aja udah ada di negeri tempat patung liberty nongkrong sambil mengang obor (meskipun lebih mirip es krim cone). Asyik gak tuh?
                Intinya adalah gak ada hal yang mustahil di dunia ini selama kita mau berusaha. Bahasa Justin Bieber-nya sih Nothing is Impossible, diinverskan menjadi Everything is Possible. Dan sejarah telah membuktikan bahwa tak sedikit orang-orang yang latar belakangnya biasa aja (malah ada yang low banget dari segi ekonomi) malah jadi orang-orang sukses di kemudian hari. Meskipun telah sukses, mereka masih tetap low profile. Sebut saja Andrea Hirata sang penulis tetralogi terkenal banget apalagi kalau bukan laskar pelangi. Terus adalagi yang dikira idiot tapi malah dapet nobel, Albert Einstein lah orang hebat itu. Dan tentu saja, orang terhebat sepanjang masa, Nabi Muhammad SAW yang tak ada tandingannya.
                Dan untuk menjadi hebat dan sukses, sobat gak perlu miskin ato idiot dulu, hanya dengan menggerakkan segenap kemampuan dan kemauan, ikhtiar sambil doa saban malem, dan yakinlah bahwa : Man Jadda Wajada!!! Dan siap-siaplah jadi orang hebat n sukses dengan tetap low profile.
                Siapa mau sukses ?? Baca mantra ini : MAN JADDA WAJADA!!!
                Dan tunggulah, kesuksesan akan mengejarmu … (Special: Mahasiswa Baru)

“Terapi Malas Ala Bang Togar”

Oleh: Deki Zett
“Coba kau lihat. Berapa pun mereka berusaha keras, kemungkinan besar mereka tetap jadi orang miskin. Begitu juga anak keturunan mereka nanti. Begitu seterusnya. Sedangkan kau, boleh tidak punya duit, tapi kau ada kesempatan untuk berhasil, bahkan membantu orang seperti mereka. Mereka tidak punya akses untuk pendidikan, kau punya. Jadi kenapa malas! Kau orang yang beruntung. Tidak pantas kau malas!”

[Berikut adalah kata-kata bang Togar dalam Novel “Ranah 3 Warna” halaman. 162]

Bang Togar adalah ‘guru’ menulis Alif, tokoh utama dalam novel tersebut. Dalam penggalan cerita disana adalah waktu dimana Alif tiba-tiba buntu, malas, tak ada ide sama sekali untuk menulis. Lalu masalahnya ini ia sampaikan pada bang Togar, yang juga seniornya di organisasi jurnalistik yang ia ikuti di kampusnya. Oleh bang Togar Alif lantas di ajak ke suatu tempat, sebuah tempat disudut kota Bandung, yakni tempat kumuh, sarangnya para pemulung, kotor, bau, dan masa depan suram kita lihat di tempat tersebut.

Alif kaget dibawa ke tempat tersebut. Kenapa kesini? Sebenarnya apa maunya bang Togar? Pertanyaan muncul dibenak Alif. Bang Togar hanya menyuruhnya diam dan Alif disuruh memperhatikan kehidupan di tempat kumuh tersebut.
Disana Alif menyaksikan lakon kemiskinan sedang dimainkan. Kehidupan yang riil, nyata, bukan panggung sandiwara. Semua yang menyedihkan ada disana. Kelaparan, orang cacat, anak-anak yang tidak berpendidikan yang bisanya mengais sampah saja, rumah reot, kumal, semuanya alif lihat dan rasakan. Alif menyadari bagaimana hidupnya juga orang tak berpunya. Namun semiskin-miskinya orang kampong, masih bisa hidup layak daripada kemiskinan yang melanda orang-orang dikota katanya.